Belum Usai

Once upon a time:
“Kamu siap dengan semua yang mungkin ada di depan kita? Semua batu raksasa yang mungkin menghalangi jalan kita?”

“Aku siap dengan semua itu”

—– 3 bulan kemudian —–

Batu itu benar-benar datang menghalangi jalan mereka.

“Ibuku…”

“Aku tau, aku sadar dengan diriku. Tapi waktu itu kamu berkata telah siap dengan segala resikonya?”

“Iya tapi ini menyangkut ibu, aku tak bisa. Maaf”

“Ada pria sempurna yang diciptakan tuhan untuk kamu. Aku rasa bukan aku”

—- kisah mereka terpotong sampai di sini —-

“Kamu siap dengan semua yang mungkin ada di depan kita? Semua batu raksasa yang mungkin menghalangi jalan kita?”

“Aku rela asal bersamamu”

—– 3 bulan kemudian —–

“Ada pria lain yang mengganggu pikiranku”

“Siapa dia? Apa dia melukaimu? Biar aku tangani”

“Bukan, dia bukan pria pengganggu semacam itu. Dia pria yang selama ini aku kagumi dan ternyata perasaannya kepadaku sama seperti perasaanku kepadanya.”

“Jadi justru aku yang menjadi pengganggu di antara kalian?”

“Bukan seperti itu maksudku”

“Baiklah aku mengerti. Semoga kamu bahagia”

—- kisah mereka terpotong sampai di sini —-

“Kamu siap dengan semua yang mungkin ada di depan kita? Semua batu raksasa yang mungkin menghalangi jalan kita?”

“Apapun itu asal bersamamu.”

—– 3 bulan kemudian —–

“Ada satu hal yang selama ini mengganjal pikiranku, dan mungkin harus kukatakan padamu sekarang”

“Baiklah, silahkan”

“Aku bukan wanita sempurna yang terlahir untukmu. Bukan aku wanita yang dipilihkan tuhan untukmu”

“Tapi aku mau menerima kamu. Apapun kekuranganmu itu”

“Maaf”

—- kisah mereka terpotong sampai di sini —-

*de javu terus berlanjut sampai akhirnya tak mampu lagi tertampung pada memori draft*

Sampai akhirnya…

“Kamu siap dengan semua yang mungkin ada di depan kita? Semua batu raksasa yang mungkin menghalangi jalan kita?”

“Semoga tuhan merestui jalan kita”

—– 3 bulan kemudian —–

“Kita bodoh menilai diri kita. Kita terlalu naif dengan keadaan. Kita menghiraukan segala kemungkinan”

“Iya”

“Kenapa jawabanmu sesingkat itu, apakah tak ada argumen lain untuk menyeimbangkan pendapatku?”

“Hehehe aku menebak-nebak apa yang akan terjadi di depan kita. Hidupku telah mengalami de javu berulang kali selama ini…. (bersambung)

Leave a comment